pedalku.com – Belum lama ini tersebar kabar meninggalnya pedalis dari Yogyakarta saat menggowes dari Yogya menuju Bukit Bintang di wilayah Pathuk, Gunung Kidul. Mereka yang familiar dengan wilayah Yogyakarta tentu tahu kondisi jalan itu. Ya, termasuk salah satu tanjakan yang menantang para pedalis!

Dari foto yang tersebar, terlihat pedalis itu sudah cukup berumur, bahkan menuju lansia. Pedalku mencoba cari keterangan penyebab meninggalnya pedalis tersebut. Ada banyak penyebab dan salah satunya adalah serangan jantung.

Jangan mengira bahwa mereka yang aktif berolahraga lantas tidak bisa terkena serangan jantung. Memang, bukan karena sumbatan tapi karena denyut jantung yang kelewat batas, misalnya. Kasus di artikel ini bisa dijadikan bahan perenungan.

Buat pedalis – dan mereka yang suka beraktivitas dengan membutuhkan udara atau aerobik – ada dua organ vital yang harus bekerja dengan baik agar aktivitas yang kita lakukan berjalan dengan lancar dan tubuh tetap sehat. Dua organ itu adalah jantung dan paru-paru.

(Baca juga: Kenali Zona Denyut Jantung Untuk Meningkatkan Performa)

Sebelum melakukan aktivitas, kedua organ itu harus kita cek kebugarannya. Jika tidak bugar, jangan memaksa.

Untuk mengetahui apakah jantung dan paru-paru kita sudah cukup bugar dan sehat, tidak perlu periksa ke rumah sakit. Kita bisa melakukan sendiri, kok.

Kebugaran tubuh seseorang bisa diukur dari berbagai hal. Misalnya dari tingkat kebugaran otot, kebugaran jantung, dan kebugaran paru-paru. Kebugaran bagian-bagian tubuh ini bisa ditingkatkan dan dilatih dengan beraktivitas fisik dan olahraga.

Dengan melatih kebugaran, kekuatan dan ketahanan jantung dan paru ketika kita beraktivitas akan meningkat. Kita pun bisa beraktivitas dengan lancar dan tidak mudah lelah.

Seperti yang dikupas oleh hellosehat.com, untuk mengetahui tingkat kebugaran jantung dan paru-paru cukup dengan melakukan olahraga aerobik. Olahraga aerobik adalah olahraga yang gerakannya teratur dalam durasi tertentu serta dilakukan berulang-ulang. Contohnya adalah berenang, bersepeda, jogging, dan senam aerobik.

Karena gerakannya yang berulang-ulang dan terus menerus, dibutuhkan energi yang stabil dan asupan oksigen yang baik. Maka, olahraga aerobik baik untuk kebugaran jantung dan paru-paru kita.

(Baca juga: Periksa Denyut Jantung, Pastikan Tubuh Siap Bersepeda)

Lewat denyut jantung kita setelah olahraga aerobik, kita pun bisa mengukur apakah jantung dan paru-paru kita sudah cukup bugar dan sehat.

Beginilah cara mudah mengukur kebugaran jantung dan paru-paru

Pertama, siapkan alat-alat yang dibutuhkan, yaitu stopwatch dan peralatan olahraga. Kemudian, hitung detak jantung kita saat istirahat dan saat beraktivitas.

Ada dua langkah yang perlu pedalis lakukan untuk mengukur detak jantung pedalis. Simak langkah-langkahnya berikut ini.

  • Mengukur pembuluh nadi di leher dan pembuluh nadi di pergelangan tangan. Sambil melihat stopwatch, hitung berapa banyak jumlah detak jantung dalam durasi 10 detik. Kemudian, kalikan dengan 6 untuk mendapatkan hasil detak jantung dalam satu menitnya. Misalnya, dalam sepuluh detik pedalis memiliki 17 detak jantung, kalikan 6. Berarti dalam semenit pedalis punya 102 detak jantung.
  • Berolahragalah selama paling tidak 10 menit. Setelah itu, hitung lagi banyak denyut jantung pedalis dalam semenit. Pakai saja rumus sebelumnya.

Nah, perhatikan ukuran detak jantung yang normal dalam waktu satu menit pada orang dewasa sehat berikut ini.

  • Umur 25 tahun : 98-146
  • Umur 35 tahun : 98-138
  • Umur 45 tahun : 88-131
  • Umur 55 tahun : 83 – 123
  • Umur 65 tahun : 78 – 116

Jika pedalis jarang berolahraga, pedalis bisa segera melihat perubahan detak jantung hanya dengan berjalan kaki selama 10 menit saja. Namun, bagi pedalis yang sudah rutin berolahraga, mungkin harus berolahraga agak lama baru detak jantung berubah jadi lebih cepat.

(Baca juga: Ingat Fungsi, Jangan Asli)

Mengapa begitu? Ini menandakan bahwa jantung dan paru-paru pedalis telah berhasil beradaptasi terhadap aktivitas fisik, sehingga dapat lebih efisien dalam melakukan metabolisme.

Semakin stabil detak jantung pedalis saat berolahraga, semakin baik pula kebugaran jantung dan paru-paru pedalis. Detak jantung yang stabil juga ditandai dengan pernapasan yang baik ketika beraktivitas atau berolahraga.

Sedangkan kalau detak jantung pedalis cenderung tidak teratur dan memburu, mungkin gampang terengah-engah dan kehabisan napas ketika sedang aktif bergerak.

Ketika usia pedalis sudah merambat ke angka yang besar, ingatlah bahwa kapasitas denyut jantung pun mulai berkurang. Jadi jangan memaksa jantung bekerja melebihi kapasitasnya.

(Foto: spectrumhealth.org)

GuSSur

Menghidupi setiap gerak dan mensyukuri setiap jejak.

View all posts

Add comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Comments