pedalku.com – Sentul, Bogor bagi penghobi lari trail di Jabodetabek dan sekitarnya ibarat halaman belakang rumah nenek. Letaknya yang relatif tidak jauh dari Ibu Kota, dan dapat dijangkau sekitar 30-40 menit saja menjadikan kawasan yang masih hijau dan berudara segar itu selalu mengundang dikunjungi para pelari trail setiap akhir pekan. Pada 18-19 Agustus mendatang, dengkul para pelari trail pun ditunggu untuk diuji di event Sentul Hill Trail Run (SHTR)

Ada banyak lintasan atau jalur di Sentul Bogor, dari yang trek klasik dari Taman Budaya, Hambalang, Imah Baduy hingga Pondok Pemburu Cisadon atau lewat Gunung Pancar, Paniisan, Kampung Awan dan banyak lintasan lainnnya. Kawasan itu memang tidak hanya dipergunakan untuk berlari tetapi juga merupakan lintasan yang bersahabat bagi penggemar trekking. Tidak jarang kita berpapasan dengan sejumlah pejalan kaki asing seperti dari Korea, Jepang, atau Eropa.

Para pelari trail Ibu Kota dan sekitarnya seringkali berlatih di sini. Lintasan-lintasan yang tersedia silakan dipilih sesuai kemampuan waktu, endurance, maupun skill.

Tidak salah jika kemudian RFI Trail dan Sentul Ultra Trail Running Academy  (Sutra) menyelenggarakan event Sentul Hill Trail Run (SHTR) yang akan berlangsung pada 18-19  Agustus 2018 mendatang. Lomba yang berlangsung kedua kalinya, setelah sukses tahun lalu itu akan  melintasi  hijaunya perbukitan, rimbunnya kebun kopi,  liatnya tanah, dan sejuknya aliran curug di Sentul, Bogor, Jawa Barat.

”Sejak kelahirannya, SHTR adalah lomba yang kami dedikasikan kepada sobat sesama pelari trail. Sasaran kami hampir sama dengan tahun lalu namun kini kami tambah dengan nomor baru karena pelari trail banyak yang sudah waktunya naik  kelas ke nomor yang lebih jauh. SHTR jadi sekolahnya,” kata Race Director SHTR Feby Sofia Bunda. Penyelenggara menyiapkan tiga kategori yaitu  30km, 65km, dan nomor anyar, 100km. Panitia menargetkan minimal 1.000 perserta trail dari dalam dan luar negeri ambil bagian dalam gelaran yang dibidani oleh Sentul Ultra Trail Running Academy dan Run For Indonesia Trail itu.

Menurut Feby, tidak semua pelari  bisa turun berpartisipasi. Ada persyaratan yang telah ditentukan panitia sebagai syarat wajib yang harus terpenuhi. Screnning ini dimaksudkan demi kenyamanan pelari dan keamanan bersama mengingat lomba digelar di alam terbuka. Misalnya, untuk nomor 30km, pelari yang berhak berdiri di garis start hanyalah mereka  yang pernah finish lari trail 10km dalam kurun antara 1/1/2015 sampai 30/6/2018. “Atau mereka yang pernah  finish half marathon maksimum 3 jam dalam kurun waktu yang sama. Syarat berbeda berlaku untuk nomor 65km dan 100km,” katanya.

Tetapi jangan khawatir, kata Feby, untuk memberi ruang kepada para pelari trail pemula mereka juga menyelenggarakan “Try Out Race Qualification 10K” yang akan berlangsung Sabtu, 24 Maret 2018. Mereka yang lolos dari uji coba 10K tersebut bisa mengikuti kategori 30K SHTR. Gayung bersambut, menurut panitia, saat ini tercatat lebih dari 200 orang peserta akan mengikuti try out tersebut. Panitia membuka kesempatan lebih banyak lagi dari target semua yang direncanakan hanya untuk 100 orang pelari saja.

”SHTR mudah dijangkau dari Jakarta via tol Jagorawi. Perbukitannya tidak terlalu tinggi karena ketinggian maksimal sampai 1.100 meter. Untuk 30 km gain (tanjakan) total sekitar 1.800 m namun COT-nya 14 jam. Kami  sengaja memberi waktu yang panjang supaya peserta dapat menikmati race. Tapi untuk yang kelas 100 km tentu lebih menantang baik gain dan COT-nya. Rugi kalau tidak ikut serta,” tambahnya.

Walaupun demikian SHTR   merupakan lomba bergengsi karena merupakan kualifikasi race untuk lomba lari  The Ultra-Trail du Mont-Blanc (UTMB).

Registrasi saat ini sudah dibuka. Untuk earlybird berlaku sampai 30 April 2018. Diskon 20 persen untuk komunitas—per 10 orang— berlaku sampai 30 Juni 2018. Biaya pendaftaran (sebelum diskon) 100km Rp 900 ribu, 65km Rp 800 ribu, dan 30km Rp 500 ribu.  Informasi lainnya bisa dilihat di di http://www.sentulhilltrailrun.com  atau hubungi Feby Sofia Bunda (081241721234) atau Nanang Handoko (0811981564).

"Abah" Agus Hermawan

Lebih dikenal dengan panggilan Abah USH, Agus Hermawan (++ Follow Me at Instagram - @abah_ush) yang lama menjadi jurnalis Kompas (1989-2019) adalah seorang penggiat luar ruang. Kesukannya mendaki gunung sejak muda, menjadikan olah tubuh sebagai kebutuhannya. Bersepeda dan lari menjadi pilihan kesenangannya mengisi hari. Sejumlah maraton sudah diselesaikannya, termasuk world majors marathon (WMM) Tokyo Marathon, Berlin Marathon dan Chicago Marathon.

View all posts

Add comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Comments