Pannier yang saya jajal ini menemani touring saya dari Jakarta ke Yogyakarta. Kapasitasnya cukup untuk bepergian selama seminggu (32 liter). Memiliki tiga kontainer, yakni samping kiri dan kanan, serta tas di atas tas samping kiri dan kanan. Tas bagian atas bisa dilepas menjadi tas tenteng atau cangklong. Sementara pannier kanan kiri menyatu. Cara memakainya sederhana. Tinggal ditaruh di atas rak dan ada pengait agar pannier tidak jatuh. Untuk menjaga kestabilan pannier samping saat melaju ada pengait yang bisa dicantolkan di rak.

Masing-masing pannier samping memiliki kantung di sisi luarnya dan tempat botol minuman di bagian belakang. Cukup membantu untuk membawa pernak-pernik yang sering dipakai sebab jika ditaruh di bagian dalam pannier samping susah untuk mengambilnya jika pannier atas di pasang. Menurutku ini menjadi titik lemahnya. Perlu dibikin mekanisme buka tutup yang tidak susah saat pannier atas terisi penuh barang. Atau memang pannier samping diperuntukkan bagi barang-barang yang tidak akan diambil sebelum sampai penginapan.

Bahan pannier cukup kuat untuk menahan barang-barang bawaan. Sayangnya belum antiair, masih sebatas water resist. Itu saja untuk jarak yang jauh dalam rintik hujan akan rembes ke dalam. Alhasil butuh pelindung saat melintas hujan. Sayangnya lagi, pelindung antiair ini belum dijual secara khusus. Jadi harus pesan jika mau digunakan untuk menerobos hujan.

Pannier ini cocoknya dipasang di rak yang mengikat ke frame di seatstay (selain seat post). Batangan yang menghubungkan rak dan seatstay lebih kokoh dalam menahan pannier terhadap goyangan kanan-kiri. Jika menggunakan rack yang nyantol ke seatpost penahan samping kurang maksimal dan bahkan bisa merobek pannier jika besi penahan samping tidak mulus.

Generik

Always curious about bike and the philosophy of cycling.

View all posts

Add comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Comments