Kalau diperhatikan, dudukan kaliper disc brake belakang ada dua. Kebanyakan ada di seatstay, tetapi ada juga yang posisinya di chainstay. Bagaimana perbandingan disc brake mounting chainstay vs seatstay, estetika saja ataukah memang ada sisi teknisnya? Mari kita coba lihat kelebihan dan kekurangannya.

Disc brake pada chainstay kebanyakan ada pada sepeda-sepeda touring atau untuk commuting. Lihat saja Surly, merk sepeda yang digandrungi penggemar touring (touringer). Seri Disc Trucker (versi disc brake dari tipe Long Haul Trucker) menempatkan disc brake belakang pada chainstay. Alasan penempatan tersebut agar lebih leluasa memasang rak dan fender, aksesoris wajib para touringer.

Merk sepeda lain yang menempatkan disc brake pada chainstay: Polygon Heist 4.0. Sepeda hybrid buatan dalam negeri itu diperuntukan bagi commuter, goweser yang suka menggunakan sepeda ke kantor.

Sedangkan disc brake pada seatstay terlihat pada kebanyakan sepeda yang beredar di pasaran, termasuk sepeda-sepeda yang digunakan untuk kompetisi. Apalagi bila sepeda tersebut menggunakan rear suspension. Bagaimana kelebihan dan kekurangan masing-masing posisi? Mari kita telusuri lebih dalam.

  1. Estetika. Menurut beberapa orang, disc brake di chainstay lebih rapi. Tidak juga menurut kami. Kalau posisi kabel rem berada di downtube dan langsung ke chainstay, bisa dibilang rapi. Tetapi bila tetap dari toptube, semakin terlihat berantakan. Banyak kabel yang menyeberang frame. Jika dibilang berbeda/ unik, kami setuju dengan pernyatan tersebut.
  2. Fleksibilitas. Yang kami maksud adalah kemudahan upgrade kaliper maupun diameter rotor (piringan rem). Pada disc brake chainstay fleksibilitas ini jauh berkurang. Tidak hanya melakukan upgrade rotor dari 6” menjadi 8” misalnya. Mengganti kaliper dengan tipe lain tak semudah disc brake seatstay. Bisa tidaknya pun tergantung design kaliper dan segitiga chainstay dan seatstay.
  3. Maintenance. Dalam hal maintenance, disc brake chainstay memerlukan perhatian lebih. Bila dilihat dari sisi kaliper, umumnya kabel rem akan turun ke chainstay. Dengan design seperti itu, air/ kotoran akan lebih mudah masuk dan mengendap ke dalam kabel rem. Saat musim hujan, kerepotan tentu akan bertambah. Jika tidak rajin membersihkan kabel rem, rem menjadi keras dan bahkan macet. Kecuali bila menggunakan rem hidrolik.
  4. Kekuatan dudukan disc brake. Bila dilihat dari sisi ini, chainstay memang lebih besar, lebih kokoh. Tetapi apakah sebegitu besarnya daya rusak disc brake saat pengereman sehingga menyebabkan seatstay retak/ patah? Kami rasa tidak juga. Dan bila memang menyebabkan seatstay retak, tentu produsen sepeda akan menghitung ulang kekuatan seatstay terhadap gaya tekan saat pengereman.

Kesimpulan kami, disc brake chainstay secara keseluruhan memerlukan perhatian khusus bila dibandingkan disc brake seatstay. Secara performa tidak berbeda, tetapi memiliki kekurangan dalam hal fleksibilitas saat upgrade komponen. Unik? Itulah kelebihan yang ditawarkan disc brake chainstay.

Jozlyn

Work hard, bike harder.

By riding a bicycle, I learn the contours of my country best, since i have to sweat up the hills and coast down them.

View all posts

Add comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Comments