Solo memiliki banyak objek wisata yang nyaman dikunjungi dengan bersepeda. Baik di dalam kota atau di luar kota Solo. Tidak terikat oleh jadwal dibandingkan menggunakan angkutan umum dan lebih bisa merasakan denyut kehidupan jika dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi. Pedalis bisa saja berhenti di depan Loji Gandrung, rumah dinas walikota Solo, dan narsis berpotret.

Jauh sebelum itu saat menyusuri jalan utama Yogyakarta – Solo, beberapa objek wisata bisa disambangi. Museum Gula Gondanglegi di Klaten, misalnya. Atau beberapa jajaran candi di Prambanan. Atau sekadar mejeng di depan Kompleks Kopassus Kandangmenjangan yang populer gegara kasus Cebongan.

Lalu di ujung jalur ini, Jalan Slamet Riyadi, pedalis bisa menyambang beragam objek wisata. Museum Batik Danarhadi, Museum Radya Pustaka, Kauman, Mangkunegaran, Kasunanan.

Jarak Jogja – Solo tak lebih dari 60 km. Dengan kecepatan rata-rata 15 kpj, maka hanya butuh 4 jam untuk sampai Solo dari Jogja. Cukup untuk latihan touring ringan. Bahkan jika ingin berakhir pekan di Solo sangat cocok. Berangkat dari Jogja pagi hari, sampai Solo siang hari. Muter-muter Solo sampai pegal, malam menginap di home stay di daerah Kauman, paginya kembali ke Jogja.

Nah, buat yang suka jalan “miring”, Solo punya jalur favorit. Minggu pagi biasanya sudah banyak yang berkumpul di seputaran Jln. Slamet Riyadi untuk berombongan ke Tawangmangu. Jika masih kuat bisa lanjut ke Telaga Sarangan. Dari Solo ke Tawangmangu sekitar 50 km. Namun sekitar 30 km jalurnya nanjak. Dari Solo pagi, sampai Tawangmangu menjelang makan siang. Nah, di sana bisa menikmati sate kelinci sambil berendam di air terjunnya. Selepas matahari tegak, bisa turun ke Solo lanjut ke Jogja. Diperkirakan sampai Jogja sore hari.

Jika ingin mencari rute yang berbeda, Candi Sukuh dan Candi Cetho bisa menjadi pilihan. Kedua candi ini berada di lereng Gunung Lawu sisi barat. Sama-sama candi yang unik, karena dibangun di sisa kejayaan Kerajaan Majapahit yang beragama Hindu. Makanya, banyak pahatan patung yang belum sempurna. Bentuk candinya sendiri berbeda dari candi-candi era agama Hindu lainnya.

Candi Sukuh merupakan salah satu candi paling menarik di Asia Tenggara. Candi ini penuh dengan ornamen erotis. Yang tidak kalah unik, bangunannya mirip dengan piramid Suku Maya di Amerika Tengah. Sayang, candi ini belum banyak diketahui orang. (yogyes.com)

Berbeda dengan Candi Sukuh yang berbentuk piramida terpancung, Candi Cetho seperti bangunan berundak.

Candi Cetho (ejaan bahasa Jawa: cethå) merupakan sebuah candi bercorak agama Hindu peninggalan masa akhir pemerintahan Majapahit (abad ke-15). Laporan ilmiah pertama mengenainya dibuat oleh Van de Vlies pada 1842. A.J. Bernet Kempers juga melakukan penelitian mengenainya. Ekskavasi (penggalian) untuk kepentingan rekonstruksi dilakukan pertama kali pada tahun 1928 oleh Dinas Purbakala Hindia Belanda. Berdasarkan keadaannya ketika reruntuhannya mulai diteliti, candi ini memiliki usia yang tidak jauh dengan Candi Sukuh. Lokasi candi berada di Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, pada ketinggian 1400m di atas permukaan laut.

Sampai saat ini, komplek candi digunakan oleh penduduk setempat yang beragama Hindu sebagai tempat pemujaan dan populer sebagai tempat pertapaan bagi kalangan penganut agama asli Jawa/Kejawen.

Dibandingkan menuju ke Candi Sukuh, pemandangan ke Candi Cetho lebih menyejukkan karena melintasi perkebunan teh Kemuning. Belum lama ini (bulan Mei 2013) di perkebunan ini diselenggarakan lomba terbang layang.

Jika berangkat pagi dari Solo, kedua candi bisa pedalis sambangi sebelum sore turun. Jadi masih ada waktu untuk kembali ke Jogja. Namun jika hanya ingin menjadikan dua candi sebagai target, dari Jogja lebih baik menuju ke Candi Sukuh dulu. Sisa waku sebelum gelap bisa digunakan untuk menikmati air terjun tak jauh dari Candi Sukuh. Malam harinya menginap di seputaran Desa Sukuh, seperti Sukuh Cottage yang berada tak jauh dari Candi Sukuh.

Sukuh Cottage berlokasi di bawah Candi Sukuh Karangpandan Karanganyar Solo (Surakarta) Jawa Tengah. Juga dekat dengan air terjun Jumok (Jumog)
View yang sangat indah dan berhawa sejuk, cocok untuk beristirahat & berwisata bersama keluarga.
Reservation Contact (jangan via email):
0271-7024587 (Office)
085725084051 (Dollah)
081548377787 (Ambar)

Esoknya baru ke Candi Cetho. Usahakan sampai sebelum siang hari sebab selewat tengah hari kabut mulai turun. Setelah puas di Cetho langsung turun ke Jogja.

Selamat mencoba dan di bawah ini ada dua trek yang menyinggung soal Cetho dan Sukuh, yang diambil dari Everytrail.

***

Candi Cetho – Waduk Delingan

Jogja – Candi Sukuh

Generik

Always curious about bike and the philosophy of cycling.

View all posts

3 comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Comments