Pedalku.com – Etape ketigabelas, dari Pinrang menuju Pangkajene, sejauh 138 km terasa membosankan. Begitulah kesan peserta setelah menyelesaikan etape ketigabelas Jelajah Sepeda Manado Makassar.

Dibandingkan etape-etape sebelumnya, sangat wajar bila peserta beranggapan etape membosankan. Pemandangan alam yang biasanya menakjubkan, berganti menjadi deretan rumah penduduk. Tingginya intensitas kendaraan yang lalu-lalang di jalus Trans Sulawesi itu semakin memperkuat kesan membosankan. “Mirip pantura!” celoteh salah satu angota tim jelajah sepeda.

Pada etape ketigabelas ini, diwarnai pula beberapa kejadian yang menghambat laju tim jelajah sepeda. Setelah checkpoint pertama di 20 km awal, salah satu peserta, Suparman dari Kompas Gramedia Cyclist (KGC), kembali mengalami putus rantai. Ini kali kedua ia mengalami putus rantai, setelah putus pertama kali di etape ke-8.

10530917_10202739781000349_1358329887648923542_n

Tak hanya insiden putus rantai, setelah istirahat makan siang, kembali laju tim jelejah sepeda terhambat. Di km 100, masuk kabupaten Pangkep, tim jelajah sepeda menikmati makanan khas Sulawesi Selatan, Dange.

Dange merupakan kue yang terbuat dari ketan dicampur kelapa dan gula aren. Dange merupakan kue khas Bugis. Dange ini terasa pahit manis saat gigitan pertama ~ mungkin karena lidah yang masih beradaptasi. Tapi pada gigitan berikutnya rasa pahit akan hilang, berganti menjadi kenikmatana kue Dange yang terasa manis.

Pukul 16:16 WITA akhirnya tim jelajah sepeda tiba di garis finish etape ketigabelas, Semen Tonasa. Aula Semen Tonasa disulap menjadi tempat untuk menginap tim jelajah sepeda.

Jozlyn

Work hard, bike harder.

By riding a bicycle, I learn the contours of my country best, since i have to sweat up the hills and coast down them.

View all posts

Add comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Comments