Pedalku.com – Banyak cara untuk menumbuhkan rasa patriotisme di hari Pahlawan. Salah satunya yang dilakukan oleh penggiat sepeda, Poetoet Soedarjanto. Pria yang di lingkungan komunitas sepeda atau sosial media menamakan diri om Dhlahom Poetoet Soe akan menggelar pameran sepuluh sepeda eks Perang Dunia (PD) yang kini dikoleksi dua orang Indonesia. Sepeda ini akan dipamerkan di Gedung C3, Jl Puri Indah Blok O2 Nomor  1-3, Puri Kembangan, Jakarta Barat pada tanggal 14-15 November 2014.

Kesepuluh sepeda tersebut, kata Poetoet pernah menjadi alat transportasi selama PD II.  “Atau minimal dipakai saat  perang,” kata Poetoet yang dihubungi koresponden Pedalku.com, Jumat (30/10/2014).  Sebenarnya, koleksi dua tokoh sepeda tersebut lebih dari itu. “Tapi saya ngeri kalau pinjam terlalu banyak,” jelas pria yang saat lebaran lalu gowes mudik Jakarta – Jawa Timur ini.

Jenis sepeda yang dipamerkan adalah Bianchi, BSA, Gazelle, dan Peugoet Folding Bike eks Perang Dunia II. “Ada satu lagi mereknya aku lupa. Yang jelas produksi Jerman, bekas dipakai tentara Nazi.”

Selain sepeda kuno, Poetoet juga akan memamerkan sepeda modern yang punya nilai keunikan seperti sepeda Aristi Prajwalita yang pernah dipakai keliling China, sepeda downhill yang melahirkan atlet-atlet muda, sepeda fixie, serta sepeda Brompton milik Agatha yang sudah dipakai touring ke beberapa daerah.

Dari dua generasi sepeda tersebut disatukan dalam satu benang merah, revolusi. “Dulu sepeda dipakai sebagai sarana untuk revolusi, sekarang harusnya juga bisa untuk revolusi.”  Poetoet lalu teringat bagaimana pemerintah Belanda melakukan revolusi lalu-lintas dengan sepeda pada tahun 1970 dan hasilnya sekarang Amsterdam menjadi kota ramah sepeda hingga sekarang.

Jozlyn

Work hard, bike harder.

By riding a bicycle, I learn the contours of my country best, since i have to sweat up the hills and coast down them.

View all posts

Add comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Comments