pedalku.com – Etape ketiga Riung – Bajawa sepanjang sekitar 75 km masih diwarnai dengan evakuasi. Kontur jalan yang menanjak dan beberapa ruas rusak menjadi penghambat gerak pedalis peserta Kompas Jelajah Sepeda Flores.

Star dari dermaga Riung (Kantor Kecamatan Riung) pukul 08.00 WIT, peserta langsung dihadang tanjakan begitu odometer menunjuk angka 8,5 km. Peserta terseok-seok memutar merayapi tanjakan.

Tanjakan ekstrem plus panas yang bikin napas ngap-ngap, membuat beberapa pedalis berguguran dan menyerahkan sepedanya untuk dievakuasi. Beruntung tak lama kemudian, di km 12 peserta istirahat untuk makan siang.

(Baca juga: Festival Kopi Flores Menyatukan Komunitas Sepeda)

Selepas makan siang, tim medis yang digawangi dr. Grace dan dr.Monique menawarkan tablet suplemen dan oralit untuk mencegah kram. Sepeda-sepeda yang dievakuasi pun diturunkan kembali.

Belum beranjak lama dari tempat makan siang dilakukan regrouping lagi karena peserta tercecer dibuai tanjakan menuju ke salah satu penghasil kopi yang terkenal di Indonesia, Bajawa.

“Ini sudah jam 13.45. Semoga bisa finish,” kata sumber pedalku sambil meluruskan kaki beristirahat.

etape 3 jsf jalan rusak
Cuaca panas bikin napas ngap.

Di Desa Mainai, Kec Wolomeze, kembali dilakukan regrouping. Ini menjadi regrouping kedua setelah makan siang. Angka kilometer baru dapat 35. Sekitar separo perjalanan.

Sebelum masuk Bajawa, sekitar 8 km, peserta Kompas Jelajah Sepeda Flores masih harus berjibaku melewati dua bukit.

“Setelah itu turunan sekitar 3 km sebelum sampai di penginapan,” kata sumber tadi.

etape 3 jsf nyebrang kali
Menyeberang kali kecil.

Peserta yang finish terakhir di Bajawa sekitar pukul 20.10. Tak semua bisa menggowes sampai akhir. Yang lolos dari etape tiga ini hanya 17 pedalis dari sekitar 50 peserta.

(Baca juga: Menu Etape Dua Jejalah Sepeda Kompas, Turunan Hingga KM 60)

Finish di Bajawa memberikan kegembiraan tersendiri bagi para peserta. Mereka memiliki kesempatan untuk mencuci jerseynya. Besok mereka harus menggunakan jersey di hari pertama.

Di Kelimutu (akhir etape pertama) dan Rutong (akhir etape kedua) peserta tidak memiliki kesempatan untuk mencuci jersey.

“Sekarang juga saatnya ngecas baterai,” kelakar salah seorang peserta yang kemudian keluar hotel mencari kedai kopi.

Peserta itu pun masih berkelakar ketika di perjalanan ia melihat sepeda motor yang “diikat” di belakang bus.

(Baca juga: JSBB: Ini Dia, Sosok Di Balik Jersey Jelajah)

“Tuh, motor aja dievak apalagi sepeda.”

Mereka yang merasa dievak pun hanya bisa tersenyum.

GuSSur

Menghidupi setiap gerak dan mensyukuri setiap jejak.

View all posts

Add comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Comments