Pedalku.com – Berlari adalah untuk sehat dan bugar. Akan tetapi jika tidak waspada dan lagi apes, lari salah-salah malah mendatangkan musibah. Beberapa kejadian memprihatinkan menimpa para pelari. Mereka menjadi korban kebengisan jalanan. Kejadian terakhir menimpa Vera Donda yang saat berlari bareng teman-temannya di Bandung pada hari Sabtu (5 Mei 2018) ditabrak motor. Vera harus masuk rumah sakit dan menjalani operasi karena tulang belikatnya patah.

Bahkan kejadian pelari ditabrak mobil pun terjadi di sebuah race seperti yang terjadi di Bukalapak Toba Ganesha 2018, di Pantai Indah Kapuk. Salah seorang peserta Joni Sudjarwo ditabrak oleh mobil Honda Brio B1187SYZ yang dikemudikan oleh Berly Natanael di lintasan lari yang seharusnya clear dan aman. Kejadian mengenaskan tersebut bisa dibaca di akun Facebook Marfani Tam yang hingga kini dia merasa bingung atas kejadian tersebut dan proses penyelesaiannya.

Menghindari kasus seperti itu, berikut tips dari Pedalku, agar kita bisa berlari dengan aman di jalanan yang disarikan dari berbagai sumber dan pengalaman Pedalku.

Tinggalkan pesan: Jangan lupa bilang-bilang ke keluarga, teman dekat atau kalau perlu grup WA jika kamu akan berlari dan berapa lama.

Bawa identitas: Lengkapi diri dengan membawa KTP dan ponsel yang dilengkapi nomor kontak darurat. Pedalku biasa membawa hasil scanning KTP yang dilaminating di tas lari (waist bag atau vest). Atau bisa juga memakai gelang ID yang bertuliskan nama, alamat, golongan darah, dan nomor kontak darurat. Gelang seperti ini sekarang banyak dijual,

Melawan arah. Berlari melawan arah laju kendaraan sangat disarankan. Alasannya, pelari akan melihat mobil atau motor di depan. Dan sebaliknya, pengemudi juga akan melihat pelari di depan.

Catatan: Ketentuan ini berlaku di negara maju yang masyarakatnya sangat menghargai nyawa manusia dan pejalan kaki mendapat tempat tertinggi di hirarki berlalu lintas. Sementara di Indonesia, selain ketentuan perundangan semua yang menggunakan jalan raya harus berada di sebelah kiri, penghargaan terhadap nyawa masih memprihatinkan.

Lari di ruang aman: Berlari di trotoar atau jalur pejalan kaki sangat disarankan. Akan tetapi bila harus berlari di bahu jalan, berlarilah di paling pinggir di ruang aman. Hindari risiko kesamber kendaraan.

Tampil mencolok dan “ngejreng”: Pakailah jersey atau kaos lari yang mencolok, dengan warna mencorong. Jika berlari saat subuh atau malam hari, menggunakan bahan reflektif di jersey, backpack, gelang, atau sepatu adalah satu keharusan. Jangan mengasumsikan pengemudi mobil atau motor perhatian kepada kamu. Pengemudi tidak selalu melihat pedalis. Untuk itu gunakanlah jersey dengan warna mencolok untuk menarik perhatian. Di pasaran atau lapak online banyak dijual kok dengan harga bersahabat.

Jangan pakai headphone: Lari sambil mendengarkan musik memang asyik. Akan tetapi, lepaskan headphone jika berlari di jalan raya. Jangan sampai asyik mendengar musik tetapi tidak mendengar bunyi klakson atau kendaraan yang lewat. Bahaya !

Hati-hati tanjakan: Lebih berhati-hati jika menemui tanjakan. Penglihatan pengemudi bisa terganggu karena berbagai faktor saat di tanjakan, seperti silau matahari atau lainnya.

Hati-hati pengemudi ugal-ugalan: Bukan rahasia lagi jika pengemudi jalanan di Indonesia umumnya ugal-ugalan, main serobot, dan sebagainya. Perhatikan lalu lintas yang padat di mana pengemudi bisa membelok tiba-tiba, pengendara motor yang bisa tiba-tiba naik ke trotoar. Semua itu mengancam Anda.

Ekstra waspada saat subuh atau magrib: Jam-jam segitu, jalanan sangat rawan bagi para pelari. Subuh di saat orang terburu-buru menuju ke tempat kerjanya. Sedangkan magrib saat orang pulang kerja dalam kondisi lelah. Perhatian mereka akan berkurang terhadap keadaan sekitar.

Jaga sikap dan waspada: Saat berlari di jalan raya, pelari juga harus menjaga sikapnya. Jangan sok, seolah-olah kamu lebih istimewa dibanding pengguna jalan lainnya. Perhatikan sekitar, tengok kiri kanan jika mau menyeberang dan berikan tanda dengan tangan ke mana kita akan belok atau bergerak. Tidak usah terpancing jika menemui pengemudi yang mencaci karena merasa terganggu.

Musibah memang bisa datang tak terduga dan kapan saja. Namun demikian mencoba untuk waspada dan menghindarinya adalah hal terbaik yang bisa kita lakukan!

"Abah" Agus Hermawan

Lebih dikenal dengan panggilan Abah USH, Agus Hermawan (++ Follow Me at Instagram - @abah_ush) yang lama menjadi jurnalis Kompas (1989-2019) adalah seorang penggiat luar ruang. Kesukannya mendaki gunung sejak muda, menjadikan olah tubuh sebagai kebutuhannya. Bersepeda dan lari menjadi pilihan kesenangannya mengisi hari. Sejumlah maraton sudah diselesaikannya, termasuk world majors marathon (WMM) Tokyo Marathon, Berlin Marathon dan Chicago Marathon.

View all posts

2 comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Banyak pelari mungkin hanya memikirkan atribut lari, jersey, aksesories pelengkap lain sampai compression yg mahal dan ikut race2 bergengsi demi sebuah medali dan eksistensi selain juga untuk kesehatan. tapi mereka lupa untuk melindung jiwa dan resiko kecelakaan. Karena race ratusan ribu berakibat kecelakaan yg menghabiskan puluhan juta bahkan ratusan juta dan yg terburuk adalah hilangnya nyawa sehingga anak istri ikut jadi korban atas kecelakaan tersebut. Adabaiknya selain disebutkan diatas pelari juga melengkapi diri dengan memproteksi diri dengan cara memiliki asuransi pribadi. Untuk mengurangi resiko terjadinya kecelakaan dan kehilangan nyawa sehingga keluarga yg ditinggalkan masih terus bisa melanjutkan kehidupan. Parahnya jika cacat tetap total. Biaya yg di gunakan berlipat2. Sudah cukupkah asuransi yg anda punya? Hubungi saya inbox di facebook farida novia untuk sharing tentang asuransi anda.

Recent Comments