pedalku.com – Tahun ini merupakan tahun ketiga Yayasan Tjanting Batik Nusantara menggelar lomba lari Mandiri Tjanting Run (MTR) . Kegiatan ini merupakan upaya untuk mendukung eksistensi batik Nusantara, serta meningkatkan kesadaran masyarakat, tertutama generasi muda, untuk senantiasa menghargai warisan budaya negeri, dalam hal ini batik.

Karena berkaitan dengan batik dan sosialisasinya, maka jersey dan medali yang diperoleh para penamat pun bermotifkan batik. Jika pada 2017 motif yang diperkenalkan adalah motif sawat dari Cirebonan, pada 2018 ini motif yang diangkat adalah jlamprang dari Pekalongan.

Motif sawat pada MTR 2017 bentuknya menyerupai sayap. Dulu motif ini hanya boleh dipakai para raja atau putranya. Sawat sendiri, kata Sandra Hutabarat, Dewan Pembina Yayasan Batik Tjanting, berarti angin atau udara yang bermakna memberikan kehidupan. “Diharapkan orang yang memakai motif sawat ini mampu memberikan kehidupan bagi orang-orang sekitarnya.” (Makna Di Balik Motif Batik Jersey Tjanting Run 2017).

Sementara motif jlamprang bermakna persatuan dalam perbedaan. Pekalongan yang masih berada di kawasan pesisir seperti Cirebon, memiliki sejumlah keunikan dalam karya budaya batiknya. Ciri khas motif jlamprang terlihat dari bentukan garis-haris geometris, segi empat, titik-titik menyerupai tenun, dan sangat kuat pengaruh patola atau tenun ikat dari India.

“Perpaduan beragam etnik dalam batik pekalongan inilah yang menghasilkan keunikan motif jlamprang,” kata Bonny Widjoseno, ketua Yayasan TBN dalam acara “Launching dan Press Conference Mandiri Tjanting Run 2018” di Eat n Eat, fX Sudirman (25/7/2018).

Erna Laksmana, event director MTR menambahkan, motif jlamprang tercipta dari rasa persatuan dan penerimaan akan perbedaan yang lebur dalam kekuatan budaya bangsa. Jadi, sangat pas jika jargon yang diangkat dalam gelaran kali ini adalah “Together in Harmony”.

Mandiri Tjanting Run 2018 yang akan diselenggarakan pada 7 Oktober 2018 ini memperlombakan dua kategori, yakni 5K dan 10K. Soal lokasi, jika tahun lalu mengambil tempat di The Flavor Bliss, Alam Sutera. Tangerang Selatan, Banten, kali ini bergeser ke arah selatan, BSD Green Office.

“Tempat ini lebih rindang. Banyak pepohonan. Udara sejuk,” kata Safrita Aryana, race director MTR. Ditambah dengan jalur yang steril, Safrita meyakini bahwa hal-hal itu menjadi nilai lebih dari Mandiri Tjanting Run sehingga ia optimis slot 3.000 pelari (tahun lalu 2.500) bakalan terisi meski di waktu yang sama dan tempat yang berjauhan ada lomba lari sejenis.

Mandiri Tjanting Run kali ini juga mengikutsertakan para mahasiswa yang berlari dengan mengeksplorasi batik sebagai kostum berlarinya. Yang terbaik bakalan memperoleh penghargaan khusus. Tak hanya itu, TBN kembali bersinergi dengan Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA) untuk mendukung donasi bagi anak-anak agar mereka dapat terus bersekolah.

Pendaftaran bisa mengakses situs www.tjantingfunday.com.

Safrita Aryana, Maristella Tri Haryanti (Bank Mandiri), Bonny Widjoseno, Erna Laksmana (ki-ka)

Jersey pria dan medali penamat kategori 5KJersey wanita, totte bag, dan medali penamat 10K.

GuSSur

Menghidupi setiap gerak dan mensyukuri setiap jejak.

View all posts

Add comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Comments