Pedalku.com – Sekitar 3.000 pelari telah menamatkan lomba mereka pada lomba lari Unpar HM di Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat pada Minggu 10 Februari 2019. Banyak peserta yang terkesan dengan lomba yang baru pertama kali diselenggarakan ini.

Para pelari umumnya terpukau dengan venue atau lintasan lari yang relatif clear, berkabut pagi, jalanan mulus, tanjakan dan turunan halus dengan pemandangam pegunungunan yang tampak di kejauhan. Beruntunglah bahwa malam sebelum lomba, hujan mengguyur lintasan.

“Rute bagus. Enak, tidak banyak muter-muter. Cuaca adem karena masih banyak pepohonan. Jalanan cukup steril dan lebar,” kata Sien Lie dari Jakarta yang meraih podium pertama kategori 5K Master dengan catatan waktu 26 menit 27 detik ini.

Pendapat senada dilontarkan oleh pelari ultra-marathon Mila Marlina yang merebut podium pertama 10K Female Master. “Cuma tadi kelolosan beberapa motor masuk. Sepertinya karyawan atau caddy lapangan golf. Mereka kurang hati-hati dengan adanya pelari,” kata wanita mungil yang kini mulai crosstraining dengan bersepeda jarak jauh ini.

unpar HM 1
Jalan lebar dan steril membuat pelari nyaman mengayunkan langkah.

Bahkan Mila terkejut dengan pos hidrasi yang lebih bagus dari yang diharapkannya. “Tidak terjadi antrian saat mau ambil air. Isotonik ada di setiap pos. Volunteer sigap melayani pelari.”

Tak hanya Mila yang ikut-ikutan ngaspal di Unpar HM ini. Bandrex (Bandung Explorer, komunitas trail run dari Bandung) pun menurunkan beberapa anggotanya. “Bandrex ngaspal yeuh!” Keberagaman peserta ini membuat Unpar HM meriah.

Lebih meriah lagi karena dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang ikut berlari di kategori 5K. Kang Emil, begitu Ridwan Kamil disapa, didampingi Bima Arya, walikota Bogor yang juga alumnus Unpar. “Saya sangat mendukung acara semacam ini karena bisa menyehatkan lahir batin dan diselenggarakan di tempat yang sangat baik,” kata Kang Emil yang saat itu habis selesai Subuhan Berjamaah di Cimahi.

unpar HM 2
Pemandangan pagi yang membius peserta.

Sambil bercanda, RIdwan Kamil juga berpesan kepada peserta 5K agar tetap sportif dan bahagia saat lari. “Yang penting jangan saling senggol yaa.”

Ada yang beda dengan pelaksanaan lomba lari Unpar HM kali ini. Saat bendera dikibarkan di depan ada mobil time clock untuk mempermudah peserta mengetahui catatan waktu.

“Serasa di Boston Marathon ya,” kata Tomi Pratomo, panitia sekaligus “tuan rumah” acara Unpar HM ini,

Car Time Clock ini diadopsi tim IdeaRun. Penyelenggara lomba lari tersebut dikenal selalu menyajikan hal-hal baru dalam setiap event race yang ditanganinya. Time Clock seperti itu sangat membantu para pelari mengetahui waktu berlarinya.

Pelari bertambah semangat ketika melewati jembatan yang di trotoarnya kelompok seni Sunda rampak kendang yang terkenal dinamis menyemangati mereka. Sejumlah pelari malah menyempatkan diri ikut ngibing atau menari.

rampak kendang
Kelompok seni Sunda Rampak Kendang menyemangati peserta.

“Menjadi nilai lebih lomba sejenis di kompleks perumahan nih!” kata seorang pelari asal Jakarta yang sudah ikut berbagai lomba lari di Indonesia. Ia membandingkan dengan lomba sejenis yang sering diselenggarakan di kawasan Serpong, Tangerang Selatan yang juga mengambil lokasi di kompleks perumahan.

Toh seperti pepatah “tak ada gading yang tak retak”, Unpar HM pun perlu membenahi beberapa hal. “Sign km kurang ya kayaknya? Hanya ada sign km 1 saja. Buat yang tidak pakai Garmin atau Suunto, harus nanya … ini km berapa?” kata Mila.

Sementara Sien Lie menyoroti soal kurangnya toilet. Belum lagi tempatnya yang kurang penerangan saat lomba mau dimulai. Di lintasan memang disediakan toilet portable juga, tapi tentu pelari berpikir waktu yang terbuang, apalagi sedang memburu PB (personal best) alias catatan waktu terbaik dalam kategori tertentu.

Apalagi jika bisa mencatatkan PB, setelah melewati garis finish panitia menyediakan lonceng yang boleh digemakan.

unpar HM 3
Sweeping pacer, menemani pelari yang paling belakang.

Unpar HM kali ini disemarakkan pula oleh kehadiran pelari nasional Agus Prayogo. Pelari yang juga merupakan tentara AD itu tidak ikut lomba meski menjadi yang tercepat di kategori 21K Umum dia tidak tercatat di daftar pemenang. Di lintasan ia lari dengan santai dan bahkan terkesan “bermain-main” dengan pelari asal Kenya, Elvis Kyalo Kisavi, yang meraih podium pertama 21K Umum.

Catatan waktu Agus Prayoga di Unpar HM 2019 adalah 1:08:38. Lebih bagus dibandingkan dengan catatan waktu saat meraih podium kesatu TNI International Marathon 2018 yang diselenggarakan di Kuta Beach, Mandalika, Lombok, NTB yakni 1:11:30.

Berikut daftar peraih podium di Unpar HM 2019

KATEGORY PODIUM NAME
5K MALE UMUM 1 Rudi Febriade
2 Dobi Yoriandi
3 Febtri Putra Zego
5K FEMALE UMUM 1 Anjasari Dewi
2 Vera Febrianti
3 Yvonne Hillery
5K MALE MASTER 1 Rudi Iskandar
2 Djoko Suyono
3 Lim Jouw Pin
5K FEMALE MASTER 1 Sulistyawati Suprapto
2 Rijan Tianus
3 Evy Irawati
10K MALE UMUM 1 Thomas Kipkorir
2 Pandu Sukarya
3 Ricky Robin Sumurung
10K FEMALE UMUM 1 Novita Andriyani
2 Westi Indah Sulistyawati
3 Inggrid Hansen
10K MALE MASTER 1 Syam Budiharto
2 Jonathan Gunthorpe
3 Oteng Permana
10K FEMALE MASTER 1 Mila Marlina
2 Gustina Rinduningsih
3 Yulianti Utomo
21K MALE UMUM 1 Elvis Kyalo Kisavi
2 Mursalim
3 Marwan
21K FEMALE UMUM 1 Elizabeth Wanza
2 Yanita
3 Syifa Amalya
21K MALE MASTER 1 Hillary Kipkeny
2 Suyono
3 Holil
21K FEMALE MASTER 1 Siti Muawanah
2 Helda Napitupulu
3 Mutiara Yahya

GuSSur

Menghidupi setiap gerak dan mensyukuri setiap jejak.

View all posts

Add comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Comments