Pedalku.com – Tahun ini Tjanting Run kembali digelar 24 September mendatang. Bila tahun lalu namanya Tjanting Fun Run, tahun ini tanpa fun, karena selain ada lari kategori 5K juga ada 10K.

Meski tanpa kata “Fun”, panitia menjamin lomba lari ini tetap akan membuat peserta fun, aman, dan nyaman. Apalagi lokasi tak seperti tahun lalu di kawasan Car Free Day, Jalan Sudirman-Thamrin, tapi pindah ke The Flavor Bliss, Alam Sutera. Tangerang Selatan.  Di mana para pelari akan melintasi trek cukup rimbun lantaran banyak pepohonan.

Safrita Aryana, Race Director Tjanting Run menambahkan, untuk kenyamanan dan keamanan para peserta Tjanting Run, pihaknya akan menyiapkan 200 marshall ditambah marshall sepeda, motor dan tentu ambulance. “Water station untuk 5K ada dua sementara di lintasan 10K ada tiga tempat.” Sedangkan Cut Off Time 5K adalah 2 jam dan 10K selama 3 Jam.

Yang spesial bagi peserta Tjanting Run dan tidak didapatkan di race lain adalah jersey motif batik serta medali yang menarik. “Kami yakin peserta akan bangga saat membawa pulang medali dan jerseynya,” tandas Safitra.

Jersey di race ini akan dibuat desain khusus dengan motif yang disesuaikan tema Tjanting Funday tahun ini yakni Batik Cirebon. Sedangkan motif yang diangkat tahun ini adalah motif Sawat yang bentuknya menyerupai sayap. Dulu motif ini hanya boleh dipakai para raja atau putranya.

Sawat sendiri, kata Sandra Hutabarat, Dewan Pembina Yayasan Batik Tjanting, berarti angin atau udara yang bermakna memberikan kehidupan. “Diharapkan orang yang memakai motif sawat ini mampu memberikan kehidupan bagi orang-orang sekitarnya.”

Di luar filosofi itu, sawat atau angin ini selalu bergerak cepat hingga dimaknai yang memakai motif ini bisa bergerak (berlari) cepat.

Untuk pendafaran Tjanting Run sudah dibuka di www.tjantingfunday.com. Khusus untuk komunitas akan mendapatkan diskon 20 persen dengan syarat minimal untuk 10 peserta.

Cak Kris

Ketika masih jadi buruh di media, menulis sepeda dan lari hanya jadi penyeimbang kehidupannya. Kini keduanya jadi menu utama kegiatan menulis selepas subuhan.

View all posts

Add comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Comments