Pedalku.com – Ada atraksi seru yang bisa disaksikan di layar kaca saat etape kelima Tour de France (TdF) 2017 lalu. Dua kilometer menjelang finish, laju sepeda Fabio Aru tiba-tiba melesat, meninggalkan rombongan peserta TdF saat ramai-ramai bercumbu dengan tanjakan.

Penonton pun makin takjub dengan suguhan data dan grafis yang terlihat di layar kaca. Data kecepatan laju sepeda Aru di tanjakan terpampang secara live. Berawal dari angka 17kph lalu merangkak makin cepat dan puncaknya mencapai 25kph. Wow…di jalan miring masih bisa mencapai kecepatan 25kpj dengan gowes sambil berdiri.

Data-data yang ditampilkan itu yang membuat tontonan balap sepeda tahunan ini menjadi makin seru. Apalagi secara live data jarak antar pembalap dan kecepatan sepeda  juga ditampilkan, Ini  membuat penonton bisa memprediksi apakah jagoannya punya kans naik podium atau malah berada di urutan buncit.

Sebenarnya data-data tersebut bukan hanya membuat tontonan balapan sepeda menjadi lebih seru, tetapi yang lebih penting adalah bagi para peserta untuk memaksimalkan perfomance agar mendapat hasil terbaik. Mereka bisa membaca performance masing-masing secara real time. Data-data tersebut setelah diolah juga akan menjadi sebuah Profile Rider.

Dalam Profile Rider itu akan diketahui bagaimana kemampuan rider saat jalan tanjakan berat, tanjakan ringan, jalanan datar atau kemampuan mereka melakukan sprint. “Nah data-data tersebut bisa menjadi pertimbangan siapa rider cocok diturunkan sesuai dengan trek yang akan dihadapi,” kata Hendra Lesmana, Country Head, Dimension Data Indonesia di hadapan wartawan, Kamis (6/7) di Jakarta.

Selain kecepatan pembalap, data yang terekam adalah posisi pembalap hingga  arah dan kecepatan angin saat perlombaan berlangsung.

Tak hanya itu, kekuatan paha para rider pun bisa diketahui. Hanya saja, lanjut Hendra, data itu tak akan dipublikasikan lantaran akan menjadi rahasia masing-masing.

Secara teknis, data itu direkam dari dongle yang dipasang di bawah sadel sepeda. Data-data yang terekam di dongle tersebut lalu dipancarkan ke mobil-mobil data. Dari mobil data ini dipancarkan ke helikopter lalu diteruskan ke server di bawah. Data-data tersebut berupa kecepatan, posisi pembalap dan jarak antar pembalap itu lalu diolah dengan data-data lama yang terkait.

Selain untuk kepentingan penonton, data itu juga untuk kepentingan tim pendukung pembalap. “Rider memang tidak bisa langsung mengakses data-data tersebut lewat perangkat yang ditempel di sepeda, tetapi ia bisa menerima aba-aba dari tim lewat earphone,” kata Hendra menjawab pertanyaan dari Pedalku.com apakah Rider bisa mengakses data tersebut.

Dongle yang terpasang di bawah sadel, lanjut Hendra juga tak mempengarui aerodinamis sepedanya. Bobotnya juga kurang dari 100 gram. Jadi tak menganggu aturan perlombaan soal berat sepeda saat balapan TdF.

Nah bila ingin memihat keseruan balapan TdF, silakan klik situs web Tour de France live-tracking racecenter.letour.fr saat balapan berlangsung. Menonton balapan Tour de France pun menjadi makin seru..

Nah bagaimana data-data itu bisa diolah dengan cepat dan disajikan real time? Inilah penjelasan Hendra Lesmana:

Cak Kris

Ketika masih jadi buruh di media, menulis sepeda dan lari hanya jadi penyeimbang kehidupannya. Kini keduanya jadi menu utama kegiatan menulis selepas subuhan.

View all posts

Add comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Comments